fire

AR_RIZQY.COM

Kamis, 26 April 2012



Bagaimana Menjadi Seorang Sutradara ?

Gak ada kata yang pas menjawab pertanyaan di atas. Paling gampang untuk menjadi seorang sutradara adalah: ambil kamera (baca: camcorder), and starting to direct!. Yuhuu.., you're a director!.. kamu sudah jadi sutradara�.

Apa segampang itu?. Ya! Kalau maunya cuma segitu. Tapi maksud kamu pasti bukan yang sederhana seperti itu. Ya kan?. Maka judul diatas mari kita ganti menjadi Bagaimana Menjadi Sutradara Profesional atau "how do I become a professional, paid film director ?".

APA SEBENARNYA YANG DILAKUKAN SEORANG SUTRADARA?

Banyak orang gak tau apa sebenarnya yang dilakukan seorang sutradara film. Tapi kalau kita harus strictly to the point, maka seorang sutradara adalah orang yang bertanggung jawab atas layaknya sebuah film untuk dilihat, layaknya suara-suara yang diperdengarkan dan layaknya aktor memerankan adegan.


Seorang sutradara adalah orang yang selalu berada di lokasi set. Dialah yang berperan penting dalam hampir semua Aspek pembuatan film. Mulai dari menyetujui model kostum yang dipakai, Audisi para pemeran (casting), menentukan sudut pengambilan gambar (camera angle), menciptakan nuansa dan atmosfir adegan, menentukan gaya penampilan pemeran, dan segala macam kreatifitas-kreatifitas yang harus ditampilkan oleh sebuah film. Tapi ini bukan berarti bahwa seorang sutradara mengerjakannya sendiri. Dia harus bisa memimpin sebuah departemen produksi untuk bersama-sama melakukannya, seperti kameraman, petugas lighting, juru rias, petugas dekor, dll.

Seorang sutradara professional harus bisa membuat ide-ide kreatif bersama seluruh pimpinan produksi. Mereka harus berkolaborasi!. Mengapa? Karena masing-masing pimpinan produksi pastilah memiliki keahlian masing-masing. Sehingga masukan ide kreatif dari masing-masing ahli itu akan sangat membantu untuk menciptakan film yang baik. Biasanya seorang sutradara selalu didampingi penulis naskah pada saat proyek film akan dimulai. Selanjutnya bersama editor dan pe�ata musik pada proses akhir. Itulah sebabnya mengapa seorang sutradara harus bekerja mulai dari awal sampai akhir�

Dalam beberapa kondisi seorang sutradara kadang-kadang juga sebagai produser atau penulis naskah. Tapi umumnya seorang sutradara rada ogah menjadi kameraman. Karena sutradara harus lebih Fokus pada pengaturan adegan. Masalah pengambilan gambar akan lebih baik dipercayakan kepada DOP (Director of Photography) yang bertanggung jawab pada kamera dan lighting. Karena pada dasarnya kameraman gak penting-penting amat memperhatikan penampilan actor. Mereka lebih fokus bagaimana menciptakan gambar-gambar yang bagus dan layak ditonton pemirsa.

Berbeda dengan sutradara film independent, maka biasanya sutradara akan merangkap beberapa jabatan didalam proyek film. Bisa saja dia sebagai produser, penulis naskah, kameraman, dan penyandang dana. Bahkan kadangkala dia pun bisa sebagai editor.

Ada dua cara kehidupan seorang sutradara dalam bekerja. Mereka bekerja sebagai sutradara lepas (freelance) yakni direkrut oleh berbagai produser atau
Perusahaan produksi film untuk menangani proyek film, atau mereka bekerja pada sebuah production house sebagai karyawan. Pilihan kedua biasanya lebih disukai karena pendapatan seorang sutradara akan lebih stabil. Tapi, pilihan mana pun yang dijalani, mentalitas sebagai seorang sutradara professional adalah hal yang utama..

Selasa, 24 April 2012






Ada beberapa prinsip yang harus dipahami ketika kita mau menjadi kameraman yaitu :
1. Layar televisi/monitor itu kecil.
Untuk bisa memberikan informasi yang jelas kepada penonton maka gambar yang ditampilkan harus detil / close up.
Dalam suatu tayangan ukuran gambar yang close up harus lebih banyak dibandingkan dengan gambar yang long shot. Karena dengan gambar yang close up akan lebih  jelas memberikan informasi kepada pemirsanya mengingat layar yang kecil tadi.
  1. Layar televisi/monitor 2 dimensi.
Seperti kita tahu bahwa tampilan gambar layar televisi itu  dua dimensi, jadi disinilah peran seorang kameraman untuk mengambil gambar yang bisa menampilkan gambar terlihat tiga dimensi.
  1. Seorang kameraman dalam mengambil gambar harus berpikir bahwa setiap shot gambar yang dia ambil nantinya harus bisa disambung/dipadukan dengan shot-shot yang lain sehingga membentuk suatu cerita yang enak dilihat dan tidak jumping.
BLOCKING CAMERA / PENEMPATAN KAMERA
Langkah pertama sebelum mengambil gambar adalah menentukan arah kamera terhadap subyek yang akan di shot.  Jadi blocking merupakan penempatan letak kamera pada suatu titik tertentu untuk mendapatkan arah pandang (cover) pada suatu bidang. direkam.
Pertimbangan-pertimbangan sebelum menentukan blocking kamera :
  1. Cahaya                                              d. Dimensi suatu bidang
  2. Latar Belakang (Background)          e. Screen direction
  3. Informasi yang akan disampaikan
  1. Cahaya / Lighting
Sebelum menentukan penempatan kamera pada suatu bidang, kita harus pertimbangkan atau lihat arah cahaya, ini adalah prioritas pertama. Pada prinsipnya jangan pernah menempatkan kamera yang menentang arah sumber cahaya, kecuali kita menggunakan lampu yang setara dengan besarnya sumber cahaya.
  1. Background / Latar Belakang
Latar belakang adalah sangat penting, karena dari latar belakang dapat diperoleh informasi tentang situasi dan kondisi saat itu. Pemilihan latar belakang yang tepat menjadikan gambar yang ditampilkan lebih informative, kaya nuansa, dan juga memperkuat subyek yg ingin ditampilkan.
Pertimbangan dalam memilih latar belakang / background :
-          Hindari latar belakang yang memantulkan cahaya yang kuat, sebaiknya cahaya latar belakang setara atau lebih rendah dari subyek utama.
-          Pilih latar belakang yang mendukung dan memperkuat informasi yang berkaitan dengan tema suatu peristiwa, sebagai penunjuk tempat/lokasi/waktu berlangsungnya peristiwa.
-          Hindari latar belakang yang berwarna putih atau bidang yang kuat memantulkan cahaya.
-          Pilihlah warna background yang tidak sama dengan warna subyeknya tapi hindari warna yang bertolak belakang(misal merah dg hijau), gunakan warna harmoni.
-          Hindari latar belakang yang spurious (membingungkan), yaitu latar belakang yang merusak subyek utama seperti garis-garis vertical, benda-benda yang membuat kesan menyimpang.
-          Perlu juga diingat hindari subyek yang terlalu dekat dengan latar belakang, beri jarak antara subyek dengan latar belakang sehingga ada dimensinya.
  1. Informasi Yang akan disampaikan
Sebelum menentukan posisi kamera pada suatu titik, pertimbangkan informasi apa yang bias ditampilkan dari blocking itu. Jangan sampai karena kurang cermat dalam menentukan posisi blocking kamera maka gambar yang ditampilkan kurang lengkap atau tidak mengandung informasi yang cukup. Sebagai contoh : Demo ratusan karyawan suatu perusahaan didepan gedung kantor pusat. Blocking kamera harus memperlihatkan sekumpulan pendemo dengan latar belakang kantor pusat yang disemo itu.
Untuk mendapatkan blocking kamera yang informative, sebelumnya tentukan dahulu pokok masalahnya apa yang akn ditampilkan. Pahami bahwa blocking tidak sekedar menmpatkan kamera pada suatu titik, tapi blocking merupakan suatu upaya yang disengaja untuk mendapatkan coveran yang paling maksimal. Blocking kamera juga harus memperhatikan prediksi arah action/moment kejadian.
  1. Dimensi
Pada dasarnya benda akan terlihat menarik dan utuh bila terlihat tiga dimensi.
Sebagai contoh apabila ingin memperlihatkan sebuah bangunan rumah, maka bisa diperlihatkan dari depan secara frontal, dari samping kanan/kiri, atau dari samping kanan atas/kiri atas. Namun blocking kamera yang paling bagus adalah dari arah samping rumah karena bangunan itu terlihat dimensinya, yaitu tampak samping rumah dan depan.
  1. Screen Direction
Pada layar televisi kita tidak bisa membedakan arah mata angin (utara, selatan, barat dan timur) yang ada hanya kanan frame dan kiri frame. Untuk membedakan arah dilayar televis, dengan menghadap kanan atau kiri frame.
Dalam mengambil gambar dikenal dengan screen direction. Untuk membuat screen direction sebelumnya tentukan garis axis (secara imajiner) dari suatu bidang.
http://images.nindyas2007.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SRGy6AoKCCIAAD16ock1/editing-reverse-cuts-180.gif?et=l2Gc9iyXOx9MN%2Bctkwcd6Q&nmid=0







ANGLE KAMERA
 Angle Kamera Obyektif
Kamera obyektif melakukan pengambilan dari garis sisi titik pandang penonton. Penonton menyaksikan peristiwa dilihatnya melalui mata pengamat yang tersembunyi, seperti mata seseorang yang mencuri pandang.
Karena peristiwa yang mereka sajikan dilayar bukan dari sudut pandang siapapun yang berada dalam adegan, maka angle kamera obyektif tidak mewakili siapapun. Orang yang diambil gambarnya atau di filmkan akan nampak tidak menyadari adanya kamera dan tidak pernah memandang kearah kamera.
Sebagian besar film bioskop disajikan dari angle kamera obyektif

Angle Kamera Subyektif
Kamera subyektif melakukan perekaman dari titik pandang seseorang . Penonton berpartisipasi dalam peristiwa yang disaksikan sebagai pengalaman pribadinya.
Contoh klasik dari angle kamera subyektif adalah mengendarai semacam “jet coaster” dalam layar sinema. Reaksi pribadi bukan hanya sebagai akibat dari penataan adegan dalam layar dan suasana stereofonik, tapi terutama karena mengalami peristiwa sebagaimana hal itubetul-betul terjadi pada dirinya.
Efek yang sama akan tercapai juga apabila kamera membuat rekaman secara subyektif dari atas kendaraan dengan kecepatan tinggi, seperti gerobak luncur, pesawat udara, trem yang melayang diatas, kereta yang bergantung di kabel dan sebagainya.
Jadi pengambilan gambar dengan angle kamera subyektif menempatkan penonton seperti berada dalam adegan, kamera menempatkan penonton ditengah-tengah peristiwa.
Shot-shot subyektif ini akan menambah dampak dramatik pada penuturan cerita.
 Angle Kamera Point-Of-View
Angle kamera Point-Of-View (POV) merekam adegan dari titik pandangan pemain tertentu. POV adalah angle obyektif, tapi karena ia berada antara obyektif dan subyektif, maka angle ini harus ditempatkan pada kategori yang terpisah dan diberi pertimbangan khusus.
http://images.nindyas2007.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SRG0iAoKCCIAAGcSugg1/wide-shot.jpg?et=ojhdIm0gVughqqKzdy4dAw&nmid=0
http://images.nindyas2007.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SRG0lwoKCCIAAGhOxsg1/pov1.jpg?et=LvqEdFvKYckLIj3YhcKX2A&nmid=0

Eye Angle
Ini adalah pandangan yang paling biasa, dipakai memperlihatkan subyek sebagaimana pandangan  mata di kehidupan nyata. Adalah shot yang cukup netral.
 High Angle
Sudut tinggi menunjukkan subyek dari atas. Ini mempunyai efek mengurangi subyek, memaksa mereka kelihatannya lebih lemah, lebih tidak tak berarti atau pun patuh.


Low Angle
Ini memperlihatkan subyek dari bawah, memberi mereka kesan lebih sangat kuat atau dominan.
 Bird Angle
Pemandangan diperlihatkan  secara langsung dari atas. Ini adalah sudut pandang yang betul-betul berbeda dan agak tak alami yang bisa dipakai untuk efek dramatis atau karena memperlihatkan perspektif ruang yang berbeda . Angle ini juga sangat berguna di olahraga, film dokumenter, dll.

GERAKAN KAMERA
1. Pan

How: Menggerakkan kamera secara horisontal dari kiri atau kanan, biasakan pake tripod. Silahkan latihan dulu sebelum shoot beneran supaya pergerakan enak.

Why: Digunakan untuk mengikuti gerakan subjek atau menunjukkan jarak antara dua objek. Bagus juga untuk membuat gambar panoramic (tp jgn 360 derajat, udah dibahas).

Rule: Awali gambar dengan gambar diam (jgn langsung gerak) dan diakhiri dengan gambar diam (kebiasaan gw atleast sekitar 5 detik, supaya pas edit enak).
Penting: Pastikan pemandangan yg kita ambil memang bagus dari awal, tengah dan akhir, kalo bagian tengah jelek, mendingan gak usah Pan.
http://images.nindyas2007.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SRGvFwoKCCIAAEJosek1/CMP-PAN.JPG?et=OsBLXT7bXhKLobo1YyC8tg&nmid=0

2. Tilt

How: Menggerakkan kamere ke atas dan kebawah secara vertikal tanpa merubah posisi kamera.

Why: Seperti juga Pan, untuk mengikuti subjek memperlihatkan dari bawah sampe ke atas. Slow tilt biasanya bagus untuk memperlihatkan subjek yg besar, seperti pohon besar, tower, dll

TIPS: kalo mau membuat objek terlihat lebih besar tilt dr bawah ke atas, kalo mau keliatan lebih kecil, tilt dr atas ke bawah.

Rule: Awali dgn gambar diam, pastikan pemandangan bagus dari awal, tengah & akhir, akhiri dengan gambar diam. latihanlan sebelum shoot beneran.
http://images.nindyas2007.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SRGvegoKCCIAAEm35YA1/CMP-TILT.JPG?et=Uo%2BjWWnxvCJGLll8%2BtCmQg&nmid=0

3. Pedestal

How: Mirip Tilt tp beda. sekarang kameranya yg naik-turun bukan arah kameranya, sebaiknya pake tripod (di putar naik-turun tripodnya).

Why: Intinya adalah menyamakan tinggi/rendah subjek, kalo subjeknya pemain basket tinggi ya kamera di naikkin, kalo shoot anak kecil atau tanaman bunga, kamera di rendahin.
http://images.nindyas2007.multiply.com/image/1/photos/upload/300x300/SRGvtAoKCCIAAFJxWKA1/CMP-PEDU.JPG?et=A%2BOJCe5lTnM8wSMl2QvK4A&nmid=0